oleh : Yadi Goreng
Al-Baqarah : 245. Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman
yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat
gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah
menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.
Al-Baqarah : 254. Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan
Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari
yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at.
Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim.
Al-Baqarah : 261. Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang
yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih
yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat
gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
Al-Baqarah : 262. Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah,
kemudian mereka tidak mengiringi apa yangdinafkahkannya itu dengan
menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima),
mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
Al-Baqarah : 263. Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari
sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima).
Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.
Al-Baqarah : 264. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan
(pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si
penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia
dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang
itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa
hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak
menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang kafir
Al-Baqarah : 265. Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya
karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah
kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun
itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya,
maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu
perbuat.
Al-Baqarah : 267. Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan
allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang
Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang
buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau
mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah,
bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.
Al-Baqarah : 271. Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik
sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan
kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah
akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui
apa yang kamu kerjakan.
Al-Baqarah : 272. Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk,
akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan
allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan
sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik
yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang
kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan).
Al-Baqarah : 273. (Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh
jihad) di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak
tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu
kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang
secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan
Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengatahui.
Al-Baqarah : 274. Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di
siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala
di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula)
mereka bersedih hati. 276. Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah .
Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu
berbuat dosa
At-Thalaaq : 7. Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut
kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari
harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada
seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan
memberikan kelapangan sesudah kesempitan.
Saba' : 39. Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi
siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi
(siapa yang dikehendaki-Nya)." Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan,
maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.
al-Baqarah, 2: 261. "Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan
Allah, seumpama suatu biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai
seratus biji, dan Allah melipat gandakan bagi orang yang dikehendaki dan Allah
Maha Luas (kurnia-Nya) dan Maha Mengetahui.”
Al-Hadid, 57: 7 "Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan
infakkanlah sebahagian dari hartamu yang Allah menjadikan kamu menguasainya.
Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menginfakkan (sebahagian) dari
hartanya memperolehi pahala yang besar".
al-Baqarah, 2: 267 "Hai orang-orang beriman, infakkanlah sebahagian hasil
usahamu yang baik-baik dan sebahagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi
untuk kamu! Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu infakkan
daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mahu mengambilnya melainkan dengan
memejamkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah bahawa Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji".
Ali Imran, 3: 93. "Kamu sekali-kali tidak akan sampai mencapai kepada
kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menginfakkan sebahagian harta yang kamu
cintai. Dan apa yang kamu infakkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya”.
al-Hadid, 57: 7. "Dan infakkanlah sebahagian dari hartamu yang Allah telah
menjadikan kamu menguasainya, maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan
menginfakkan (sebahagian) dari hartanya memperolehi pahala yang besar".
At-TAubah : 60. "Sesungguhnya infak (termasuk sedekah dan zakat) itu,
hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat,
para mu'allaf yang dipujuk hatinya, untuk yang berhutang, untuk jalan Allah dan
orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang
diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana". AT
Saba’, 34: 39 "Dan apa saja yang kamu infakkan, maka Allah akan
menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya".
ar-Ra’d, 13:22. "Dan orang-orang yang sabar kerana mencari keredhaan
Tuhannya, mendirikan solat dan menginfakkan sebahagian rezeki yang Kami berikan
kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terang serta menolak kejahatan
dengan kebaikan, orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang
mulia)". ("Dan orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan
mendirikan sembahyang dan menginfakkan sebahagian dari rezeki dengan diam-diam
(sembunyi-sembunyi) dan dengan terang-terang, mereka itu mengharapkan
perniagaan yang tidak akan merugi". (Fathir, 35: 29)
al-Furqan, 25: 67. "Dan orang-orang yang apabila menginfakkan (hartanya)
mereka tidak berlebih- lebihan dan tidak pula terlalu kikir, dan infak itu di
pertengahan di antara yang demikian".
al-Anfaal, 8: 60. "Apa sahaja yang kamu infakkan pada jalan Allah
nescaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya
(dirugikan)".
Muhammad, 47: 38 "Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk
menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah! Maka di antara kamu ada orang yang
kikir dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanya kikir terhadap dirinya
sendiri. Dan Allah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang fakir
(memerlukanNya), dan jika kamu berpaling nescaya Dia akan mengganti (kamu)
dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu".
al-Hadid, 57: 10. "Dan mengapa kamu tidak menginfakkan (sebahagian hartamu)
pada jalan Allah, padahal Allahlah yang mempusakai (mempunyai) langit dan bumi?
Tidak sama antara kamu orang yang menginfakkan (hartanya) dan berperang sebelum
penaklukan (Mekkah). Mereka lebih tinggi menginfakkan (hartanya) dan berperang
sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih
baik. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan".
an-Nahl, 16: 75"Allah membuat perumpamaan dengan seorang hamba sahaya yang
dimiliki yang tidak dapat bertindak terhadap sesuatupun dan seorang yang Kami
beri rezeki yang baik dari Kami, lalu dia menginfakkan sebahagian dari rezeki
itu secara sembunyi dan secara terang-terang, adakah mereka itu sama? Segala
puji hanya bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tiada mengetahui".
Ibrahim, 14: 31"Katakanlah kepada hamba-hambaKu yang telah beriman!
Hendaklah mereka mendirikan sembahyang, menginfakkan sebahagian dari apa yang
telah Kami rezekikan kepada mereka secara sembunyi ataupun terang-terang
sebelum datang hari (kiamat) yang pada hari itu tidak ada jual beli dan
persahabatan".
al-Baqarah, 2: 215. "Mereka bertanya kepada engkau tentang apa yang mereka
infakkan, Jawablah! Apa sahaja harta yang kamu infakkan hendaklah diberikan
kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan
orang-orang yang sedang dalam perjalanan. Dan apa sahaja kebajikan yang kamu
buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui".
al-Baqarah, 2: 262-264. "Orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan
Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang diinfakkannya itu dengan
menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima)
mereka memperolehi pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhuwatiran terhadap
mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Perkataan yang baik dan pemberian
maaf itu lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakiti
(perasaan si penerimanya). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun. Hai orang-orang
yang beriman! Janganlah kamu menghilangkan (membatalkan pahala) sedekah kamu dengan
menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerimanya), seperti orang yang
menginfakkan hartanya kerana riak (menunjuk-nunjuk) kepada manusia dan dia
tidak beriman kepada Allah dan Hari Kemudian. Maka perumpamaan orang itu
seperti batu licin yang di atasnya ada debu tanah, kemudian batu itu ditimpa
hujan lebat lalu jadilah dia bersih (tidak berdebu lagi). Mereka tidak
menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan, dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang kafir".
al-Baqarah, 2:265. "Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan
(menginfakkan) hartanya kerana mencari keredaan Allah dan untuk keteguhan jiwa
mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh
hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali ganda, jika hujan
lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat
apa yang kamu lakukan".
Ali Imran, 3: 133-134. "Dan bersegeralah kamu kepada keampunan Tuhanmu dan
kepada syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk
orang-orang yang taqwa. Iaitu orang-orang yang menginfakkan (hartanya) baik
diwaktu senang atau di waktu susah, dan orang-orang yang menahan kemarahannya
dan memaafkan kesalahan orang. Allah mencintai orang-orang yang berbuat
kebaikan".
at-Taubah, 9: 121 "Dan mereka tiada menginfakkan suatu nafkah yang kecil
dan tidak (pula) yang besar dan tidak melintasi suatu lembah, melainkan ditulis
bagi mereka (amal soleh pula), kerana Allah akan memberi balasan kepada mereka
(dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan".
At Taubah, 9:34 "Hai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya sebahagian
besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib (orang-orang alim Nasrani)
benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang batil dan mereka
menghalang-halangi manusia dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan
emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahulah
kepada mereka (bahawa mereka akan mendapat) siksa yang pedih"..
al-Hajj, 22: 35. "Orang-orang yang (patuh kepada Allah) iaitu
orang-orang yang apabila disebut nama Allah gementarlah hati mereka, orang-orang
yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan
sembahyang dan orang-orang yang menginfakkan sebahagian apa yang telah Kami
rezekikan kepada mereka".
al-Qasas, 28: 54 "Mereka itu diberi pahala dua kali (kerana beriman dengan
Taurat kemudian dengan al-Quran) disebabkan kesabaran mereka, dan mereka
menolak kejahatan dengan kebaikan, dan menginfakkan sebahagian dari apa yang
telah Kami rezekikan kepada mereka".
as-Sajadah, 32:16 "Mereka meninggalkan tempat tidur mereka (ditengah
malam) untuk berdoa kepada Tuhan dengan rasa takut dan harapan, dan mereka
menginfakkan sebahagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka".
asy-Syura, 42: 38 "Dan orang-orang yang menerima (mentaati) seruan
Tuhannya dan mendirikan sembahyang, dan urusan mereka (diputuskan) dengan syura
antara mereka, dan mereka menginfakkan sebahagian dari rezeki yang Kami berikan
kepada mereka".
al-Munafiqun, 63: 10 "Dan belanjakanlah (infakkanlah) sebahagian dari
apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah
seorang di antara kamu, lalu ia berkata: Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak
menangguhkan (kematianku) sehingga waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat
bersedekah (berinfak) dan aku termasuk orang-orang yang soleh!"
at-Taghobun, 64: 16). "Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut
kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah, dan infakkanlah nafkah yang
baik-baik untuk dirimu. Barangsiapa yang terpelihara dari kekikiran dirinya,
maka mereka itulah orang-orang yang beruntung".
al-Baqarah, 2: 264 "Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu
membatalkan pahala sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan
orang yang menerimanya), seperti orang yang menginfakkan hartanya kerana riak
(menunjuk-nunjuk) kepada manusia, dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari
kemudiannya. Maka perumpamaan orang ini seperti batu yang licin yang di atasnya
ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu jadilah dia bersih.
Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan, dan Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir".
al-Baqarah, 2: 195 “Dan berinfaklah
kamu (bersedekah atau nafakah) di jalan Allah dan janganlah kamu mencampakkan
diri kamu ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah kerana sesungguhnya Allah
mencintai orang-orang yang berbuat baik".
al-Insan, 76: 8. "Dan mereka memberi makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak
yatim dan orang yang ditawan".
at-Taubah, 9: 79. "(Orang-orang munafik) iaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk bersedekah) selain sekadar kesanggupannya. Maka orang-orang munafik itu menghina mereka, Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka azab yang pedih".
AL-HADITS
"Pada tiap-tiap pagi turun dua malaikat, lalu yang seorang berseru: Ya
Allah, berilah pengganti kepada orang membelanjakan! (berinfak atau bersedekah)
dan yang kedua berseru: Ya Allah, turunkanlah kebinasaan kepada yang kikir!"
(Hadis Riwayat Muslim)
"Cukuplah dosa (kebinasaan) bagi seseorang manusia itu hanya dengan kerana
membiarkan (menyia-nyiakan) keperluan seseorang yang sangat memerlukan".
(Hadis Riwayat Muslim dan Abu Daud)
"Wahai manusia, Allah itu Baik, tidak menerima kecuali yang baik! Dan
sesungguhnya Allah menyuruh para mukmin mengerjakan apa yang diperintahkan
kepada para Rasul mengerjakannya". (Hadis Riwayat Muslim)
"Bersabda Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa-sallam, bersedekahlah kamu:
Seorang lelaki berkata: Saya mempunyai satu dinar. Bersabda Nabi: Sedekahlah
kepada dirimu sendiri. Orang itu berkata lagi: Saya ada sedinar lagi. Bersabda
Nabi: Bersedekahlah untuk isterimu. Orang itu berkata lagi: Saya masih ada
sedinar. Bersabda Nabi: Sedekahlah untuk anakmu. Orang itu berkata lagi: Saya
masih ada sedinar. Bersabda Nabi: Bersedekahlah untuk pekerja (kuli) kamu.
Orang itu berkata lagi: Saya masih ada sedinar lagi. Bersabda Nabi: Engkau
lebih mengetahui kepada siapa harus engkau berikan". (Hadis Riwayat Abu
Daud, an-Nasai’i dan al-Hakim)
"Jika kamu seorang yang fakir, maka mulakanlah sedekah pada dirimu
sendiri. Jika ada kelebihan, berilah kepada keluargamu. Jika masih ada
kelebihan, sedekahkanlah kepada kerabatmu. Dan jika masih ada kelebihan, maka
berikanlah kepada sesiapa yang lebih memerlukan". (Hadis Riwayat Ahmad dan
Muslim)
"Seutama-utama (sebaik-baik) sedekah, ialah sedekah kepada keluarga yang
menyembunyikan permusuhannya kepada kita". (Hadis Riwayat at-Thabrani dan
al-Hakim)
"Barangsiapa bersedekah sebiji kurma dari usahanya yang baik, dan Allah
tidak akan menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah menerima sedekah
dengan tangan kanan-Nya, kemudian memeliharanya untuk yang ampunya sedekah
sebagaimana seseorang kamu memelihara anak kuda, sehingga menjadi gunung".
(Hadis Riwayat Bukhari)
"Apabila seorang perempuan bersedekah dari makanan rumahnya dengan tidak
boros, ia mendapat pahala dari apa yang disedekahkannya serta suaminya juga
(mendapat) pahala dari apa yang diusahakan, dan bagi pekerjanya (pembantunya)
juga demikian. Tiada mengurang oleh yang seorang akan pahala yang lain,
walaupun sedikit". (Hadis Riwayat Bukhari)
"Janganlah bersedekah seseorang perempuan dengan sesuatu dari rumah
suaminya, melainkan dengan seizin suaminya. Seseorang sahabat bertanya :Wahai
Rasulullah, apakah makanan juga tidak boleh? Baginda menjawab : Makanan adalah
harta yang termulia". (Hadis Riwayat at-Turmidzi)
"Asma binti Abi Bakar bertanya kepada Nabi sallallahu ‘alaihi wa-sallam
beliau berkata : Az-Zubir seorang yang tegas. Datang kepadaku orang-orang miskin,
bolehkah aku bersedekah kepada mereka dari harta rumah dengan tiada izinnya?
Bersabda Rasululah saw : Bersedekahlah sekadarnya dan janganlah kamu terlalu
penyimpan, sehingga Allahpun menahan pemberian-Nya kepadamu". (Hadis
Riwayat Bukhari dan Muslim)
"Apabila mati seorang manusia, putuslah amalannya, kecuali dari tiga
perkara: Sedekah yang jariah, ilmu yang dapat diambil manfaatnya oleh manusia,
anak yang soleh yang berdoa untuknya". (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)
Bersedekah Kepada Haiwan:
"Seorang lelaki sedang berlalu di sebuah jalan, ia telah merasa kehausan
yang sangat. Kemudian ia mendapati sebuah perigi, lalu ia turun dan minum
sepuasnya. Setelah ia keluar, tiba-tiba ia terserempak seekor anjing yang sudah
terhulur lidahnya kerana haus. Maka lelaki itu berkata: Anjing ini sedang
menderita kehausan sebagaimana aku menderita. Kemudian ia turun lagi ke perigi
dan mengisi air ke dalam sepatunya. Ia naik dan memberi minum anjing sepuasnya.
Maka Allah menyatakan syukur kepada orang itu dan mengampunkan dosa-dosanya.
Para sahabat bertanya: Apakah pada binatang-binatang pun kami akan mendapat
pahala? Beliau bersabda: Pada setiap yang berjiwa ada pahalanya". (Hadis
Riwayat Bukhari dan Muslim)
"Diriwayatkan daripada Abu Hurairah radiallahu ‘anhu katanya: Nabi
sallallahu ‘alaihi wa-sallam telah bersabda: Ada tujuh golongan manusia yang
akan dinaungi oleh Allah di bawah naunganNya. Hari tersebut tidak ada naungan
kecuali naungan Allah. Golongan tersebut ialah pemimpin yang adil, pemuda yang
sentiasa beribadat kepada Allah semasa hidupnya, seseorang yang hatinya
sentiasa berpaut pada masjid-masjid iaitu sangat mencintainya dan selalu
melakukan sembahyang berjemaah, dua orang yang saling mengasihi kerana Allah
iaitu keduanya berkumpul dan berpisah kerana Allah, seorang lelaki yang
diundang oleh seorang perempuan yang mempunyai kedudukan dan rupa paras yang
elok untuk melakukan kejahatan tetapi dia berkata: Aku takut kepada Allah!,
seorang yang memberi sedekah tetapi dia merahsiakannya seolah-olah tangan kanan
tidak tahu apa yang diberikan oleh tangan kirinya dan seseorang yang mengingati
Allah diwaktu sunyi sehingga mengalirkan air mata dari kedua matanya. (Hadis
Riwayat Bukhari)
"Diriwayatkan daripada Abu Hurairah radiallahu ’anhu katanya: Nabi
sallallahu ‘alaihi wa-sallam bersabda dengan menyampaikan firman Allah
Subhanahu wa-Ta’ala: Wahai anak Adam! Berbelanjalah kamu, pasti Aku akan
membelanjakanmu dan Rasulullah ssallallahu ‘alaihi wa-sallam menyambung:
Anugerah Allah itu melimpah-ruah lagi cepat. Ibnu Numair radiallahu ‘anhu
berkata: Penuh melimpah-ruah dan tidak mengurangi dariNya sedikitpun samada
malam ataupun siang". (Hadis Riwayat Bukhari)
"Diriwayatkan daripada Abu Hurairah radiallahu ‘anhu: Daripada Nabi
sallallahu ‘alaihi wa-sallam katanya: Baginda bersabda: Perumpamaan orang yang
pemurah dan orang yang bersedekah seperti seorang lelaki yang memakai dua helai
jubah atau dua helai baju besi bermula dari dadanya sehingga ke atas. Apabila orang
yang berbelanja (bersedekah) ingin memberi sedekah, maka baju itu longgar buatnya dan apabila
orang bakhil ingin bersedekah, maka baju itu menjadi rimas dan panas sehingga
menutupi jari-jarinya serta menghapus jejaknya.
"Abu Hurairah berkata: Orang
yang bakhil ingin melonggarkan pakaiannya tetapi dia tidak mampu
melonggarkannya".
"Hadis daripada Ibnu Umar radiallahu ‘anhu
katanya: Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa-sallam pernah bersabda: Tidak boleh
berhasad dengki kecuali pada dua perkara iaitu terhadap seseorang yang
dianugerahkan al-Quran dan dia membacanya sepanjang siang dan malam. Juga
terhadap seseorang yang dikurniakan oleh Allah harta kekayaan lalu dia
membelanjakannya dengan baik pada waktu malam dan juga pada waktu siang".





